Kesenian Barongsai Bisa Usir Aura Buruk



Kenal  dengan Barongsai? Pasti sudah banyak orang yang mengenal, atau bahkan gandrung dengan pertunjukan seni khas Tionghoa ini. Menjelang Imlek, pertunjukan Barongsai dapat kita temui di banyak tempat. Belasan, bahkan puluhan orang yang membentuk naga ataupun singa yang meliuk-liuk mengikuti tabuhan musik khas, melahirkan daya tarik sendiri.
Tapi sebenarnya, apa makna yang terkandung di balik liukan sekian orang yang berada di balik kostum berwujud singa tersebut? Ini dia jawabannya...
Sunar Jaya, Koordinator Exhibition Yayasan Dharma Cinta Kasih (DCK) yang mengembangkan seni Barongsai menjelaskan, bahwa Barongsai telah ada sejak 1500 tahun. "Pertunjukan seni ini bermakna untuk mengusir hal-hal buruk yang akan terjadi," kata dia, saat ditemui di Mal Ciputra, kemarin.
Konon ceritanya, ada beberapa versi sejarah Barongsai. Yang paling terkenal adalah versia Nian (monster). Pada masa Dinasti Qing, di satu wilayah di China ada monster yang mengganggu penduduk setempat hingga menimbulkan keresahan dan ketakutan. Saat itulah muncul singa (barongsai) untuk menghalau monster tersebut. Akhirnya, monster kalah dan lari ketakutan.
"Setelah itu singanya pergi. Tapi monster ini ternyata mau balas dendam dan masyarakat tidak tahu. Mereka bingung, ada di mana singa yang bisa mengalahkan monster itu. Akhirnya mereka buat kostum barongsai seperti yang ada sekarang, dan berhasil menyingkirkan monsternya," cerita Sunar.
Hal inilah, menurut dia, yang mendasari mengapa barongsai selalu hadir dalam perayaan Imlek. "Maksudnya mengusir monster yang kita samakan dengan aura-aura yang buruk."
Barongsai yang dikembangkan DCK sendiri, masih berpegang pada pakem-pakem adat yang ada. Misalnya, mempertahankan cerita sesuai dengan momennya. Masih cerita Sunar, jika pada even pernikahan maka tema yang diambil mengenai cerita yang menggambarkan bahwa pasangan itu harus bersama selama 100 tahun. "Kalau buka rezeki ceritanya lain lagi, kalau buka restoran lain lagi," ujar pria keturunan Tionghoa ini.
Untuk tampil, minimal dibutuhkan 17 orang sebagai pemain barongsai dan pemain musik. Alat musik yang dimainkan, yaitu Simbal (cai-cai), Gong (Nong), dan Tambur. Menariknya, para pemain barongsai di DCK terbilang masih relatif muda. Rata-rata berusia 7 hingga 20 tahun. "Kita berharap yang muda-muda ini bisa melanjutkan kelestarian seni barongsai," tutur Sunar.

Sejarah Barongsai

Barongsai memiliki sejarah ribuan tahun. Catatan pertama tentang tarian ini bisa ditelusuri pada masa Dinasti Qin sekitar abad ketiga sebelum masehi. Masyarakat Tionghoa percaya singa adalah lambang kebahagiaan dan kesenangan. Tarian Singa dipercaya merupakan pertunjukan yang dapat membawa keberuntungan sehingga umumnya diadakan pada berbagai acara penting seperti pembukaan restoran, pendirian klenteng, dan tentu saja perayaan tahun baru.

Barongsai secara garis besar terdiri dari dua jenis utama yakni Singa Utara yang memiliki surai ikal dan berkaki empat. Penampilan Singa Utara kelihatan lebih natural dan mirip singa ketimbang Singa Selatan yang memiliki sisik serta jumlah kaki yang bervariasi antara dua atau empat. Kepala Singa Selatan dilengkapi dengan tanduk sehingga kadangkala mirip dengan binatang "Kilin".

Gerakan antara Singa Utara dan Singa Selatan juga berbeda. Bila Singa Selatan terkenal dengan gerakan kepalanya yang keras dan melonjak-lonjak seiring dengan tabuhan gong dan tambur, gerakan Singa Utara cenderung lebih lincah dan penuh dinamika karena memiliki empat kaki.

Satu gerakan utama dari tarian Barongsai adalah gerakan singa memakan amplop berisi uang yang disebut dengan istilah "Lay See". Di atas amplop tersebut biasanya ditempeli dengan sayuran selada air yang melambangkan hadiah bagi sang Singa. Proses memakan "Lay See" - istilah ini banyak digunakan di Hong Kong  ini berlangsung sekitar separuh bagian dari seluruh tarian Singa.

Di depan penari Barong biasanya juga terdapat seorang penari lain yang mengenakan topeng dan membawa kipas. Tokoh ini disebut Sang Buddha. Tugasnya adalah untuk menggiring sang Singa Barong ke tempat di mana amplop berisi uang disimpan. Mereka yang ingin mendapat untung besar, umumnya berlomba-lomba mengisi amplop angpao dengan jumlanh uang yang banyak.




Perkembangan Barongsai Pesat

Sejak dibukanya kran kebebasan berekspresi bagi warga Tionghoa tahun 2001, Barongsai juga mengalami kemajuan yang sangat pesat. Bahkan hingga saat ini sudah ada 16 pengurus daerah dari asosiasi seni barongsai.
Kondisi ini berbeda saat Barongsai diharamkan tampil di muka umum. Saat itu, para seniman barongsai memainkan pertunjukan ini secara sembunyi-sembunyi. "Sekarang sangat menyenangkan, karena bisa bergaul dengan seluruh komponen bangda. Lebih senang lagi, karena di beberapa daerah barongsai juga dimainkan oleh orang Indonesia asli. Bagi kami, ini membahagiakan," ujarnya.


Barongsai-SedikitTentangSejarahnya

Barongsai mulai populer di zaman dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) tahun 420-589 Masehi. Kala itu pasukan dari raja Song Wen Di kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan raja Fan. Ternyata upaya itu berjalan sukses hingga akhirnya tarian barongsai pun melegenda hingga kini. Kesenian barongsai diperkirakan masuk di Indonesia pada abad-17,ketika terjadi migrasi besar dari Cina Selatan.
Catatan tertua mengenai tarian ini, ditemukan di daerah barat kekuasaan dinasti Han, sekitar tahun 200 sebelum masehi, perayaan mempergunakan naga, nyang katanye bisa ampe 100 meteran itu, sebenarnya buat muji dewa air, biar apa? Bener, biar hujan bisa turun, dan tanaman bisa berkembang dengan baik, sehingga bisa panen. Sebelum dilaksanakan, biasanya neh, orang-orang didaerah yang akan mengadakan upacara, bakal melakukan upacara penyucian selama 3 hari lamanya.
sebenarnya, naga ini, dibuat dari kertas, bambu, kayu, rotan, dan bahan cat untuk menghias. Lapisan seekor naga pun sebenernya pada awalnya adalah sembilan, tetapi sekarang telah memiliki banyak pengembangan, hingga ada yang melebihi duapuluh lapisan, biasanya, setiap lapisan ini memberikan warna kepada sang naga dengan perlambangan-perlambangan. Pada dasarnya sang naga berwarna hijau yang melambangkan panen yang melimpah, lapisan berwarna kuning keemasan melambangkan tanah atau kesuburan, merah menyala pada ekor dan sisik-sisiknya melambangkan kegembiraan, lapisan berwarna biru dengan ornamen seperti bentuk ombak lautan, dan sepanjang tubuh sang naga biasanya dihiasi dengan warna emas dan perak yang menghiasi keseluruhan badan ini, untuk melambangkan kegembiraan dan kemeriahan perayaan.
Lengkapnya, tarian naga ini biasanya diikuti dengan seseorang yang mengangkat mutiara berwarna merah. Mutiara ini dikatakan melambangkan matahari atau kebijaksanaan. Pertanda bahwa sang naga, akan terus mengejar kebijaksanaan. Oh iya, tarian naga ini juga biasanya neh diikuti dengan pemberian angpao ataupun ikatan selada air dengan pita merah, sebagai tanda persembahan buat sang naga. *ingat film kungfu master nggak? yang jet li (wang fai hung) dibikin repot gara-gara pertandingan tarian naga dan singa? sampe akhirnya jet li lawan kelabang dengan menjadi ayam?*
 TarianSingaatau shi wu, juga punya perlambangannya sendiri. Singa dalam adat n budaya qta neh, melambangkan kekuatan, keagungan, keberanian, dan kemampuannya untuk menolak bala. Hehehehe, binatang apa ya nyang bisa kayak gitu di budaya-budaya lain? P Singa menurut legendanye nih, adalah anak ke sembilan dari naga dan memang tuh tugasnya buat jadi guardian, dimana-mana neh kalo kita ke daratan tiongkok sekalipun biasanya patung singa tuh, ditaruh di depan istana, kantor-kantor, rumah, dan tempat-tempat yang penting. Yang paling terkenal adalah 485 patung singa yang menjadi penjaga jembatan Marcopolo (Luguo Qiao).
Nah, tarian singa a.k.a barongsai ini, butuh elmu wushu lebeh tinggi daripada tarian naga, yang kurang lebih mengandalkan kekuatan dan harmonisasi, biasanya tergantung jenisnya, tarian singa ditarikan oleh 2 orang atau kurang. http://www.chinwoo.com/liondance/pics/images/nor_lion.jpgKenapa kita bilang tergantung jenisnya, ini dikarenakan rupanya, singa yang ditarikan itu ada 2 jenis, Singa Utara yang memiliki surai ikal dan berkaki empat, memiliki warna dominan, merah, orange, dan kuning. Singa Utara, biasanya disebut sebagai Peking Lion, atau Singa Peking, dikarenakan bentuknya yang menyerupai anjing Peking. Penampilan Singa Utara kelihatan lebih natural dan mirip singa kalo dibandingkan ame Singa Selatan yang memiliki sisik serta jumlah kaki yang bervariasi antara dua atau empat.
 Singa Selatan biasanya disebut juga Cantonese Lion, dan terbagi atas dua jenis, sesuai dengan pengusaha kertas yang memberikan model utama untuk penggambaran jenis Singa Selatan ini. 
Jenis singa Fat San, memiliki mulut yang lebih melengkung, sebuah tanduk,danekoryangpanjang,sementara http://www.chinwoo.com/liondance/pics/images/hok_san.jpg 
Hok San, memiliki mulut yang lebih mendatar, tanduk yang melingkar, dan ekor yang pendek. Sekarang ini, jenis singa Fat San, lebih digemari. Selain itu juga terdapat, gabungan kedua singa ini disebut sebagai Fat Hok Lion,yang memiliki mulut berbentuk lengkung, dengan ekor yang pendek.Selain itu dalam perkembangannya sekarang, terdapat pula versi mini dari singa-singa asli berbadan besar, yang dimainkan oleh anak-anak. Kepala Singa Selatan dilengkapi dengan tanduk sehingga kadangkala mirip dengan binatang 'Kilin'. Gerakan antara Singa Utara dan Singa Selatan juga berbeda. Bila Singa Selatan terkenal dengan gerakan kepalanya yang keras dan melonjak-lonjak seiring dengan tabuhan gong dan tambur, gerakan Singa Utara cenderung lebih lincah dan penuh dinamika karena memiliki empat kaki.
Yang paling akhir n tidak kalah penting (last but not least ceritanya neh!!), adalah iring-iringan waktu tarian-tarian ini dilaksanakan. Ayoo, yang pada tahu, bunyi apakah yang menjadi ciri khas atraksi ini? Hehehehe, ayoooo!! Pada ngomong??? Dung dan ceng benar gak? Hehehe!! . Yang paling penting sih dua instrumen, Drum Cina, yang bikin bunyi dung, dan simbal Cina, yang bikin bunyi ceng. Drum ini dibuat dari bahan kayu keras dengan kulit kerbau yang menutupi sepanjang lingkaran atas, dan didalam drum ini terdapat lempengan logam, yang menjadi penghasil bunyi dan penguat bunyi agar suara drum terkesan menjadi lebih dalam. Pemain drum adalah pemimpin seluruh kegiatan ini, wong, gerakan naga dan singa ini ditentukan oleh bunyi drum. Sementara pemain simbal, akan berada disamping penabuh drum, yang akan melihat ke arah mata sang singa.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar